Ribuan Umat Hindu Hadiri Explore Pioadalan / Ngayah Hari Jadi Pura Semeru Mandara Giri Agung Lumajang

Ribuan Umat Hindu Hadiri Explore Pioadalan / Ngayah Hari Jadi Pura Semeru Mandara Giri Agung Lumajang


PRAPANCA.WORLD | Lumajang Minggu Legi 28 Juli 2024. Pada kesempatan kali ini Sabtu Kliwon 27 Juli 2024 atau tepatnya hari Tumpak Landhep 1946 tahun isaka atau caka,  masyarakat penganut agama Hindu yang tergabung dalam PHDI Persatuan Hindu Dharma Indonesia dan masyarakat umum mengadakan acara ngayah untuk memperingati hari jadi Pura terbesar se Asia Tenggara yaitu pura Semeru Mandara Giri Agung yang masa pembangunnya bertahap mulai tahun 60an hingga diresmikan tahun 1990 an.


Acara tersebut adalah rangkaian dari acara yang di mulai tanggal 25 Juli hingga 5 Agustus 2024 mendatang. Sementara acara pada hari Sabtu Kliwon  27 Juli 2024 dimulai jam 09.00 wib sampai selesai dan  ritual  diawali dari Pura Semeru Mandara Giri Agung desa Sumberagung Kec. Senduro Kab. Lumajang hingga lanjut ke Pura Satkahyuangan Ulun Danu Ranupane di keringgian 2000 dpl gunung Semeru kab. Lumajang Jawa Timur, yang didalamnya terdapat prasasti Kamesywara ring Tirta Yatra yang ditulis dalam huruf Dewa Nagari.



Acara di pura Semeru Mandara Giri Agung dibuka oleh Ida Pedanda dari Bali, juga persembahan tari dari Bali dan seni Banthengan dari Lumajang sendiri. Selesai acara ngayah puja walikrama di pura Semeru Giri Agung acara dilanjutkan ke pura Ulun Danu Ranupane. 


Sedangkan acara di Pura Ulun Danu Ranupane dipimpin oleh Mangku SepuhTengger Romo Kariyono Rekso Giri Agung, beliau satu satunyapemangku otodidak di Ranupane. Dan sesaji berupa tumpeng lingga yoni sebagai bentuk peringatan kepada umat tentang kehidupan bali ring mulaniro atau kembali ke sangkan paraning dumadi. 



Acara yang dihadiri banyak pemangku pura se Nusantara dan ribuan masyarakat lintas agama ini, nampak juga utusan dari kesultanan Jogja dan utusan dari Kesunanan Surakarta. Selain umat Hindu dulur dulur dari Bali juga dari Jawa Timur sendiri seperti dari Mojokerto, Kediri, Surabaya, Malang  masih banyak lagi. 


Dan pemangku PHDI  karesidenan Madiun yang parisana nya dipimpin langsung oleh Dewa Ketut Alit Ariyasa,sementara rombongan parisana Kota Madiun dipimpin oleh I Gusti Bagas Ranupati yang jugatrerkenal dengan kemampuan metaloginya. Dalam rombongan para tamu, nampak budayawan sepuh Totok Widiarto atau panggilan akrab kung Totok Napak Tilas Jtv ini menjelaskan, "bahwa acara ngayah yang digelar kali ini semua pihak, juga sambutan lintas agama lebih mengutamakan untuk saling menjaga, menghormati dan toleransi beragama berkeyakinan itu tidak membuat sekat dengan istilah minoritas atau mayoritas semua punya hak yang sama dalam berkeyakinan dengan demikian kerukunan akan selalu terwujud antar umat".



Previous Post Next Post